MAKASSAR – Masyarakat di Sulsel akhir-akhir ini disuguhi dengan wacana atau pun isu kotak kosong di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024. Ada salah satu figur yang diduga bakal memborong seluruh partai politik (parpol).
Atmosfir perpolitikan di Sulsel memang mulai terasa. Isu Kotak Kosong itu bahkan sudah mendapat beragam tanggapan dari publik.
Ada yang menilai langkah politik itu sangat pragmatis ataukah tidak demokratis bagi pembelajaran politik masyarakat di Sulsel.
Bakal calon Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto turut angkat bicara menyikapi isu kotak kosong tersebut.
Saat ditanya terkait wacana itu, Danny Pomanto bilang, fenomena kotak kosong itu sangat demokratis apabila kandidatnya terbilang kuat. Juga syarat dengan prestasi. Sehingga tidak ada satu pun figur yang ingin bertarung melawannya.
“(Kotak kosong) bukan menutup pintunya orang untuk berkontestasi. Itulah kotak kosong yang demokratis, kotak kosong itu karena prestasinya dan masyarakat puas atas kinerjanya, itulah kotak kosong yang benar,” tegas Danny Pomanto dalam keterangannya, dikutip Sabtu, 27 Juli 2024.
Danny Pomanto bahkan meyakini bakal diusung oleh partai koalisi yang peduli terhadap kemajuan demokrasi di Indonesia.
“InsyaAllah akan ada partai koalisi yang betul-betul peduli dengan aspirasi masyarakat. Maka dari mari doakan pilkada berjalan dengan fair dan demokratis,” pungkasnya.
Wali Kota Makassar dua periode ini juga menyatakan tidak bakal menyia-nyiakan aspirasi masyarakat dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 nantinya.
“nsyaAllah saya tidak akan sia-siakan aspirasi masyarakat di pilkada ini, doakan Insya Allah tidak akan saya pakasiriki (buat malu) semua,” kunci Danny Pomanto.
Sebelumnya Pengamat Komunikasi Politik Unhas, Hasrullah mengatakan, jika fenomena kotak kosong itu berpotensi menjadi preseden buruk bagi demokrasi kita di Sulsel.
“Ini bakal menjadi preseden buruk dalam wajah demokrasi yang kita coba bangun dengan susah payah. Kotak kosong ini merupakan fenomena amoralitas demokrasi karena tidak mengindahkan hak rakyat untuk memilih secara bebas,” kata Hasrullah, belum lama ini.
Dia mensinyalir, munculnya isu kotak kosong ini karena ada satu kubu yang takut kalah dan punya ambisi sangat besar sehingga menghalalkan segala cara.
“Ya termasuk dengan merancang strategi terciptanya kotak kosong dalam pilkada Sulsel. Ini namanya rakus kekuasaan. Kalau dia petarung, dia harus membuka peluang kontestan lain ikut. Karena kalau tidak, maka dia sejatinya takut kalah dan kalau takut kalah jangan ikut bertarung dan sebaiknya tinggal saja di hutan,” tegasnya.
Dia mengatakan seharusnya partai politik jangan ikut arus dalam genderang yang dimainkan karena sangat berbahaya bagi iklim demokrasi di daerah ini.
“Partai harus punya kesadaran bahwa ada hak rakyat untuk bebas memilih siapa pemimpin mereka. Jangan dikebiri hanya karena politik transaksional belaka,” tekannya.
Sebab kalau tidak, lanjutnya, rakyat akan melakukan perlawanan politik dengan memenangkan kotak kosong seperti yang terjadi di Pilwalkot Makassar beberapa tahun silam.
“Kita jangan main-main dengan kecerdasan rakyat. Mereka tahu dan bakal melakukan perlawanan bila mereka dikerangkeng,” imbuh Hasrullah.
Apalagi, kata Hasrullah, Sulsel tidak kekurangan figur pemimpin yang sangat potensial.
“Kita tidak kekurangan pemimpin. Ada demikian banyak yang menonjol. Yang ada saat ini adalah upaya pembusukan demokrasi yang dilakukan pihak yang takut kalah tapi punya uang untuk membujuk partai,” pungkasnya. (***)