MAKASSAR – Hasil survei dari Lembaga Script Survei Indonesia (LSI) pernah viral. Menempatkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut dua, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi menempati posisi teratas atas rivalnya, Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad.
Dari tangkapan layar hasil survei tersebut, Kabupaten Bone dianggap sebagai basis kuat dukungan dari paslon nomor urut dua, Andi Sudirman-Fatmawati.
Meski begitu, Danny Pomanto-sapaan calon gubernur Sulsel nomor urut satu itu masih menemukan ada warga yang berkeluh kesah. Seperti di Kelurahan Palatae, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
Saat berkampanye, Selasa 15 Oktober 2024. Danny Pomanto menampung aspirasi warga setempat. Yang mayoritas petani.
Di hadapan warga, Danny Pomanto lantas memaparkan visi-misinya maju sebagai kontestan di Pilgub Sulsel. Utamanya di sektor pertanian yang banyak dikeluhkan warga setempat.
Harga komoditas pertanian misalnya. Danny Pomanto menawarkan kesejahteraan bagi para petani dengan menstabilkan harga hasil pertanian.
Dalam visi-misinya, pasangan Danny-Azhar dengan akronim DIA itu, memang ingin membangun ratusan pusat pembelian produk petani dan nelayan dengan sistem sombere dan smartcity.
DIA juga bakal membeli produk petani dan nelayan berbasis desa dengan harga terbaik dengan menggunakan sistem sombere dan smartcity. Serta membangun hilirisasi pertanian dan perikanan dengan teknologi hijau dan ekonomi biru.
Kata Danny Pomanto, persoalan stabilisasi harga hasil pertanian tidak lagi menjadi hal baru. Dia memiliki pengalaman dengan kehadiran bank sampah di Kota Makassar.
“Memilih pemimpin bisa kita lihat dari perubahan yang dia bawah dan kerja nyata. Kami punya 1.000-an Bank Sampah di Makassar dan 50 ribu warga hidup dari situ, karena kami punya satu pusat bank sampah yang membeli hasil sampah yang dipilah masyarakat dengan harga yang tidak merugikan,” ucap Danny Pomanto di hadapan warga.
Danny Pomanto juga menyampaikan perubahan nasib sejumlah kelompok masyarakat di Kota Makassar. Mulai dari kenaikan insentif ketua RT-RW, pegawai honorer, pemandi jenazah, hafidz Quran dan penggali kubur. Itu berkat kepiawaiannya mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar.
“Jika PAD Makassar tahun depan itu dua triliun, maka insentifnya RT/RW juga naik jadi dua juta. Honorer laskar pelangi pun merasakan hal yang sama. Ini yang menjadi tanda-tanda pemimpin yang mampu mengubah nasib masyarakatnya lebih baik,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Danny Pomanto juga menampung keluhan warga soal penanganan infrastruktur jalan. Yang katanya, kondisinya terbilang rusak di hampir setiap perbatasan kecamatan.
“Susah mau bagus infrastruktur ta’ kalau anggaran defisit, utang banyak. Tapi jika saya terpilih jadi gubernur hal yang pertama saya lakukan yaitu lunasi utang Pemprov (Sulsel) 1,7 triliun, lalu saya benahi yang lain. Karena kita tidak bisa berbuat kalau uang tidak ada. Karena banyaknya utang,” pungkasnya.
Dengan begitu, Danny Pomanto meyakinkan warga untuk bersatu memenangkan Pilgub Sulsel. “Pilihma dan tungguma,” tandasnya.
Kedatangan Wali Kota Makassar dua periode di Kabupaten Bone, memang disambut hangat warga Palatae dengan teriakan “Hanya DIA untuk Bone”. (***)