Wakil Gubernur Jawa Timur Sebut Danny Pomanto Tokoh Inspiratif

MAROS – Pembukaan forum Youth City Changers (YCC) turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, di Tokka Tena Rata, Kabupaten Maros, Senin sore, 10 Juli 2023.

Usai pembukaan dan sambutan, rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu, dilanjutkan dengan agenda Gala Dinner dan diskusi bersama.

Emil Dardak bersama Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Ketua Umum Apeksi, Bima Arya sebagai pembicara.

Suami Arumi Bachin itu, berbagi cerita tentang pengalaman hidupnya di hadapan delegasi pemuda dari 50 kota dan delegasi pemuda Singapura.

Saat berusia 17 tahun, Emil Dardak bekerja di Bank Dunia atau World Bank, tanpa gaji. Tepatnya di tahun 2001.

Keputusan itu diambil lantaran dirinya ingin bekerja di bidang public service. Karena menurutnya, bekerja tidak mesti menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Jadi bayangan saya waktu itu tidak harus menjadi PNS. Publik servis itu bisa lewat lembaga internasional, salah satunya yah Bank Dunia,” kata Emil Dardak.

“17 tahun modal nekat, saya datang ke World Bank. Saya bilang saya tertarik kerja di sini bukan dalam konteks cari uang tapi pengalaman,” sambungnya.

Mendapat kepercayaan, Emil Dardak lantas diberi tugas mengurusi seluruh laporan proyek yang sudah selesai, atau sebagai Project Completion Report (PCR).

“Saya analisa semua, akhirnya setelah mereka lihat kerjaan kita oke yah ada saja sumber rejeki yang datang. Kita diberikan kerjaan tanpa kontrak termasuk GIS atau Geographic Information System,” lanjutnya bercerita.

Melalui pengalaman itu, Emil Dardak berpesan kepada pemuda peserta YCC agar lebih mengedepankan pengalaman. Juga memperluas jaringan.

“Awal yang saya sampaikan tadi adalah saya punya pengalaman, punya tempat di dalam (World Bank). Intinya i need to get inside there, kenal sama orang-orangnya, dikasih kerjaan yang mereka akan pakai hasilnya. Setelah itu jalan saya kebuka,” tandasnya.

Di tahun 2006, Emil Dardak melanjutkan karirnya di bidang energy sektor project setelah meraih gelar dari Universitas Asia Pasifik Ritsumeikan di Jepang.

Dia mengaku tidak pernah berpikir untuk menjadi kepala daerah. Namun seiring waktu berjalan, Emil Dardak melihat kemunculan tokoh-tokoh inspiratif. Seperti Joko Widodo (Jokowi)

“Pak Jokowi maju di DKI pada 2012, itu fenomenal. Dulu kita tidak kepikiran maju kepala daerah, karena agak beda antara politik pilkada dengan kita yang bekerja profesional,” ujarnya.

Dia pun tidak menyangka, jika Jokowi bisa menjadi Presiden RI.

Kemudian di tahun-tahun berikutnya, kata Emil Dardak, muncul tokoh inspiratif lainnya. Seperti Ridwan Kamil, Bima Arya dan Danny Pomanto.

Hal itu baginya, menjadi inspirasi untuk dirinya mengenal dunia politik.

“Berurutan ada tokoh-tokoh luar biasa yang kemudian masuk. Jadi saya juga terinspirasi. Ternyata ada ruang bagi kita yang selama ini merasa tidak ada tempat di politik untuk mengabdi sebagai kepala daerah, sebagai bupati atau wali kota,” pungkasnya.

Emil Dardak lantas memutuskan untuk maju sebagai calon Bupati Trenggalek di tahun 2015. Lalu kembali mencalonkan sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa di tahun 2018. Akhirnya terpilih.

“Itu tadi kisah saya yang jalurnya teknokrat, kemudian tiba-tiba terjun ke politik. Jadi Kang Bima Arya punya ceritanya sendiri dan Pak Danny Pomanto punya ceritanya sendiri, tapi mereka berdua adalah inspirasi saya,” sanjungnya.

Di kesempatan lain, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto juga bercerita tentang pengalamannya sebelum menjabat menjadi orang nomor satu di kota berjuluk Anging Mammiri ini.

Dia pernah menjadi konsultan di masa kepemimpinan empat wali kota Makassar terdahulu. Dirinya memang seorang arsitektur.

Danny Pomanto-sapaannya lantas memutuskan maju di Pilkada Makassar pada 2013 lalu. Alasannya, dia ingin agar seluruh ide dan gagasannya bisa berjalan 100 persen untuk kemajuan kota.

Sebab, saat masih menjadi konsultan wali kota, hanya sekira 30 persen idenya yang bisa diimplementasikan.

“Sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Politik itu jalannya, karena secara masif dengan kebijakan membuat jariyah yang bisa kita tanam untuk rakyat,” kuncinya. (***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here