MAKASSAR – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari, di Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Kamis 27 Juli 2023.
Dia memandang, IPAL Losari ini menjadi pionir pengolahan limbah di wilayah Indonesia Timur.
“Di wilayah Indonesia Timur baru pertama kali. Jadi ini pionir,” sebut Basuki.
Pembangunan IPAL serupa juga baru terlaksana di beberapa daerah lainnya di Indonesia, seperti di Jambi, Riau dan Palembang.
Menurut Basuki, IPAL Losari bisa menampung lebih 16 ribu meter kubik limbah per harinya. Atau kira-kira berkapasitas menampung 22 ribu sambungan unit, baik itu sambungan rumah tangga, rumah sakit, dan perkantoran.
“Nantinya limbah itu diolah di sini. Sistem pengolahan limbah airnya sebelum kembali ke badan sungai atau ke laut itu maka baku mutunya sudah sesuai standar. Sedangkan limbahnya diolah sendiri menjadi briket-briket dengan tujuan untuk lingkungan,” jelasnya.
Basuki pun bilang, IPAL Losari sudah siap beroperasi. Progresnya telah mencapai 99 persen.
Basuki berharap, November nanti sudah bisa tersambung sekira 400 sambungan unit sisa sambungan.
Pembangunan IPAL Losari ini ternyata menghabiskan uang negara sekira Rp1 triliun. Kapasitasnya menampung 5 persen limbah warga dari empat kecamatan.
“Ini bukan hanya APBN saja, tetapi ada kontribusi bersama dengan APBD Kota Makassar,” sambung Basuki.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto lantas bilang, agar sekiranya keberadaan IPAL Losari ini untuk segera disosialisasikan. Masyarakat tentu membutuhkan edukasi.
Sebab menurutnya, IPAL tersebut bisa meningkatkan kesehatan masyarakat. Lingkungan juga menjadi bersih dan terjamin. Tidak ada lagi air limbah yang langsung keluar ke tanah.
“Jadi kawasan baru dengan fungsi-fungsi seperti rumah sakit, juga beberapa kawasan baru lainnya itu langsung diwajibkan dengan sistem ini,” ucap Danny Pomanto-sapaannya saat mendampingi Menteri PUPR RI. (***)